-->

Mengenal Golden Pheasant Ayam Dari Surga

Kecantikan ayam hias yang satu ini memang sangat menawan. Kombinasi warna yang sangat kontras antara kuning, merah, hijau dan biru yang begitu sempurna. Ayam pegar emas atau ayam hong begitulah nama lain dari ayam hias golden. Kecantikan dan keindahannya membuat ayam hias dari Cina ini dijuluki ayam dari surga.

Unggas dari ordo Galliformes dan Famili Phasianidae ini merupakan unggas bersayap pendek. Perbandingan antara sayap dengan panjang tubuhnya yang tidak sebanding mengakibatkan ayam golden pheasant tidak bisa terbang. Sebagian waktunya dihabiskan di tanah untuk mencari makan. Kadang mereka meloncat ke atas pohon untuk berburu ulat dan untuk tidur.

Makanan Utama Golden Pheasant

Makanan utama ayam pegar emas ini adalah pucuk daun atau rumput, biji² an dan buah. Kadang mereka berburu serangga, ulat dan siput.  Di habitatnya mereka bisa hidup sampai 5 tahun. Dari anakan yang banyak yang bisa bertahan sampai dewasa hanya 3 persen saja. Hal itu dipengaruhi oleh banyaknya predator yang memangsa mereka.

Di penangkaran mereka bisa hidup lama hingga 20 tahun. Daru anakannya bisa 80-90% hidup. Untuk makanan biasa menggunakan voor ayam atau biji bijian. Jangkrik dan ulat hongkong sebagai tambahan.

Di Indonesia mereka begitu viral. Kecantikannya membuat penghobi ayam hias terlena. Meskipun harga ayam hias golden pheasant ini tidak murah. Namun justru membuat ayam hias ini semakin di cari.

Para peternak ayam hias berlomba membudidayakan ayam hias golden pheasant. Mereka mencari tips sukses ternak ayam hias pegar emas. Karena harganya yang masih begitu mahal membuat para peternak mencoba keberuntungan dengan mencoba membudidayakan ayam ini.

Ciri-ciri Golden Pheasant

Chrysolophus pictus adalah nama latin dari pegar emas. Berasal dari pegunungan Cina tepi Barat. Termasuk ordo Galliformes dan masuk famili phasianidae yang berarti jenis unggas tanah yang bersayap pendek. Panjang keseluruhan golden jantan dewasa 90-110 cm, panjang ekornya dua pertiga dari total panjang. Dengan lambang emas dan tubuh merah cerah. “Jubah” atau mahkota di leher oranye yang dalam dapat mekar, muncul sebagai kipas hitam dan oranye bolak-balik yang menutupi seluruh wajah kecuali mata kuning cerah dengan pupil hitam tepat.

Betina golden pheasant jauh kurang mencolok, dengan bulu coklat berbintik kusam. Seperti halnya kebanyakan ayam pheasant betina. Warna lebih gelap dan lebih ramping daripada ayam dari spesies pheasant. Dengan ekor yang lebih pendek secara proporsional 60-80 cm setengah dari panjang pejantan.

Musim kawin adalah masa yang ditunggu baik oleh para penghobi maupun peternak ayam golden. Pejantan yang cantik maksimal akan merayu betina. Menari-nari mengibaskan mahkota / jubah di leher. Jika betina berlalu maka pejantan akan mengejar dan mencoba memblokir jalan dengan tetap mengibaskan mahkotanya. Musim produksi ayam pegar emas terjadi di musim penghujan. Betina akan betelur 10-30 butir. Jika beruntung telur dapat menetas semua dengan bantuan mesin tetas atau dititipkan ayam kate. Telur golden pheasant akan menetas di hari ke 23-25.

Mutasi Golden Pheasant

Terdapat beberapa warna mutasi dari hasil kawin silang maupun kelainan genetik dari pegar emas ini. Antara lain yellow pheasant yang merupakan mutasi paten dari hasil penyilangan ratusan tahun yang lalu. Ada juga red lady yang merupakan hasil kawin golden dengan lady pheasant. 

0 Response to "Mengenal Golden Pheasant Ayam Dari Surga"

Post a Comment